kontak saya disini

Senin, 01 Agustus 2011

gaya sex paling hot

gaya seperti ini yang paling aku suka siapa yang mau silahkan add ym aku ada di samping kanan

Sabtu, 30 Juli 2011

CERITA ISTRI SELINGKUH : SUAMI NUSUK SATE, ISTRI MALAH ASYIK "DITUSUK" TETANGGA

Amarah HN (31), penjual Sate Padang keliling yang tinggal di Bengkong Sadai, meledak. Sebab, saat ia sibuk menusuk sate di jalan, Ys (27), istrinya malah “ditusuk” oleh Jn (28), pria selingkuhannya. Parahnya, lelaki selingkuhan istrinya itu adalah tetangganya sendiri. Akhirnya ia melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsekta Batuampar, Rabu (11/4) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Jalinan asmara terlarang sang istri, sebenarnya sudah dicurigai HN sejak sepekan silam. “Saat itu saya minta ‘jatah’ malam kepada istri. Saya melihat ada tanda merah atau cupang bekas kecupan di sekujur perut istri saya,” katanya. Sebagai suami, HN karuan saja curiga dan menanyakan siapa gerangan yang telah melakukannya. Namun, Ys enteng saja menjawab kalau tanda merah di sekujur perutnya itu bekas kerokan, lantaran masuk angin.

HN yang tak punya bukti kalau istrinya telah berselingkuh, cuma bisa berdiam diri. “Sata curiga. Diam-diam saya pun mencari siasat bagaimana menangkap basah istri saya supaya tak bisa mengelak lagi,” terang HN.
Selasa (11/4) malam, HN pamitan berangkat berdagang sate Padang. Ia mendorong gerobak satenya keliling di sekitar rumaHNya di Bengkong Sadai. Pukul 23.30 WIB, HN buru-buru pulang. Padahal biasanya ia baru pulang menjelang subuh. Ini dilakukan semata-mata supaya bisa menangkap basah istrinya yang sedang berselingkuh.

“Ketika sampai di rumah, rumah saya sepi. Pintu kamar tidur terkunci dari dalam. Dari sela-sela lubang kunci, saya mengintip ke dalam kamar saya,” ceritanya. Pedagang Sate Padang itu pun nyaris tak percaya ketika menyaksikan adegan mesra antara istrinya dan Jn, tetangganya. “Apa yang saya curigai selama ini jadi kenyataan. Istri saya saat itu sedang bugil dengan Jn, yang tak lain adalah tetangga kami,” katanya dengan nada pelan.

Dengan emosi yang meluap-luap, HN mendobrak pintu kamarnya. Selanjutnya, dengan garang ia langsung menghajar Jn hingga bonyok. Setelah puas melampiaskan amarahnya, malam itu juga istrinya dan Jn dibawa ke Polsekta Batuampar bersama warga.

Ka-SPK Polsekta Batuampar, Brigadir Cakra dan anggotanya yang piket saat itu, menerima laporan tersebut. Lantaran lelaki itu adalah tetangga dekat dan bahkan teman mainnya saat di kampung halaman, mereka akhirnya sepakat untuk berdamai. Namun dengan catatan, Jn harus membuat surat pernyataan yang isinya tidak mengulangi perbuatannya lagi.

CERITA DEWASA : SUAMI JARANG PULANG ISTRI SELINGKUH DENGAN SATPAM DI TAHUN BARU 02

Sungguh asyik peruntungan Jawawi, 41 tahun, sebagai satpam. Menjelang tahun baru dapat pula selingkuhan baru. Cuma sial seribu sial, baru sekali “dijajal” di kamar Asih, 25 tahun, kepergok oleh ayah si wanita itu sendiri. “Maliiiing…,” teriak lelaki itu dan Jawawi pun jadi urusan polisi.

Ini kisah teroris rumahtangga dari Lampung. Padahal jika ditilik dari profesinya, ini sama saja pembunuhan karakter tak terhingga. Bayangkan, pekerjaan sehari-hari Jawawi adalah satpam sebuah pabrik, mestinya kan dia sangat konsern pada keamanan. Lha kok yang terjadi malah kebablasan. Saking begitu perhatiannya pada persoalan keamanan, bini tetangga sendiri pun “diamankan” dalam sebuah kamar dan diajak bersetubuh bak suami istri.
Tetapi kembali persoalannya pada mental umumnya kaum lelaki. Sebagai makhluk homo sapiens, kaum lelaki kadang-kadang kelakuannya seperti sapi juga. Mana kala ketemu sapi betina berpaha mulus, tak pernah tenang di kandang, glodagan tidak keruan. Ekor dikibaskan ke sana kemari, sementara nafsu birahinya memuncak. Andaikan dadung (tali) tak melingkar di lehernya, pastilah si sapi betina yang berpaha mulus tersebut dikejarnya hingga dapat.

Itu pula kelakuan Jawawi dari Jalan Agus Salim, Sukadana Ham, Tanjungkarang Barat. Setiap melihat Ny. Asih melintas depan rumahnya, matanya jadi melotot bagaikan kucing melihat bandeng presto. Padahal wanita itu tinggalnya bertetangga, praktis hampir setiap hari bisa ketemu. Praktis mata Jawawi pun selalu melotot bak terkena penyakit glukoma. “Andaikan bukan bini orang, sudak tak kremus (dimakan) sampai tulang-tulangnya,” gumam Jawawi dalam hati.

Awalnya Jawawi memang masih punya rem etika. Tapi karena Asih ngglibet terus sepanjang masa, dia jadi lupa akan norma-norma etika dan agama. Iman sih sebetulnya masih kuat, tapi “si imin” ini yang selalu berontak butuh penyaluran. Maka dengan mengatasnamakan setan, dia nekad mencoba mendekati bini Dulhakim, 30, tersebut. Dasar sudah kadung nafsu, status Ny. Asih ini justru dijadikannya sebuah tantangan.

Teori lama mengatakan bahwa wanita yang sering ditinggal suami berlama-lama bisa terkena pendinginan global alias kesepian. Nah, teori inilah yang hendak diaplikasikan Jawawi dalam karya nyata. Sejauh mana kesetiaan Asih pada Dulhakim? Sejauh mana pula peluang Jawawi bisa menggeser cinta wanita tetangga itu, sehingga berpindah padanya? “Ah, Asih Asih, kau memang wanita yang enak dikeloni dan perlu,” begitu Jawawi suka meratap-ratap sendiri.

Ilmu dan teori nyasar itu pun lalu diterapkan, lewat rayuan gombal dan pendekatan keuangan. Memang tak meleset-meleset amat. Asih yang hanya ketemu suami seminggu sekali, ternyata sangat membutuhkan kehangatan global. Buktinya Asih setiap diajak bercerita hal-hal berbau-bau parno, sangat antusias menanggapi. Bahkan ketika tangan oknum Satpam ini ramah alias rajin menjamah, dia tak menunjukkan aksi perlawanan. Paling hanya mengingatkan: ssst, nanti ketahuan istrimu lho!

Kalau lampu sudah nyala hijau, bagaimana tidak harus masuk gigi satu dan injak gas? Itu pula yang dilakukan Jawawi. Sewaktu situasi di rumah Asih demikian mantap terkendali, artinya Dulhakim sedang tak di rumah, oknum Satpam ini menyelinap ke kamar Asih. Jika dua makhluk berlainan jenis sudah dibelit rindu dan kangen, apa lagi acaranya dalam kamar? Begitulah yang terjadi, Asih – Jawawi berbagi cinta dengan penuh nafsu. Sementara suami di Jakarta bekerja banting tulang, Asih istrinya di rumah malah “banting-bantingan” dengan lelaki lain.

Apes rupanya nasib Jawawi – Asih. Gebyar Selingkuh menjelang 2008 itu ternyata terdengar oleh ayah Asih sendiri. Kisman, 50, curiga ketika mendengar desah-desah nikmat di kamar putrinya, sedangkan mantunya tak di rumah. Saat diintip, ya ampun! Dengan mata kepala sendiri dia melihat putrinya tengah disetubuhi Jawawi Satpam tetangganya. Langsung saja Kisman berteriak: maliiiiing! Warga yang mendengar segera menggerebek pasangan mesum itu. Tapi uniknya, meski ketangkap basah, Jawawi tak juga gentar.

“Jangankan Polsek, Polda pun saya hadapi,” tantangnya sambil berkacak pinggang.

Jumat, 29 Juli 2011

Cerita Dewasa Karena Renang Akhirnya Aku Ngentot

Cerita dewasa ini dimulai dari sebuah cerita saat aku di villa puncak. Karena keruwetan pikiranku setelah menempuh ujian UAS di kampus akhirnya aku harus berhenti sejenak dan menikmati hawa dingin di villa puncak. Dengan dianter seorang supirku, akhirnya aku sampai juga di villa puncak. Inilah dimulainya cerita dewasa seks yang selalu terkenang sampai saat ini. Yuk kita mulai cerita dewasa nya ;) . Selamat menikmati yah.

“Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja” pamitnya.
Setelah Pak Joko meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku. Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu. Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa. Aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Joko memang telaten merawat vila ini. Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke kolam.
Sesampainya disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku. Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam. Aahh.. enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan. Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu (karena aku tidak bisa, hehe..)
20 menit lamanya aku berada di kolam, akupun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam. Aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam. Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku. Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil suntan oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan. Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur. Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam. Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan.

Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi. Aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit. Aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Taryo, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku.
“Sstt.. mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!” ancamnya
Aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku
“Hehehe.. udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!” katanya sambil matanya menatapi dadaku
“Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!” kataku sewot.
Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia lakukan daridulu kalau ada wanita berenang di sini. Mengetahui Pak Joko sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke sini. Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT (birahi tinggi).
“Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!” tantangku.
“Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh” jawabnya seraya melepas baju lusuhnya.
Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Wahyu, tukang air yang pernah main denganku (baca Tukang Air, Listrik, dan Bangunan).
Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudaraku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan penis itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vaginaku dan menggosok-gosok bibirnya.
“Eenghh.. terus Tar.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut Taryo yang sedang mengisap payudaraku.
Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk. Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut si Taryo yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah Taryo melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.
Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya.
“Gua ga tahan lagi Tar, sini gua emut yang punya lu” kataku.
Si Taryo langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya. Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.
Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.
“Eemmpp.. emmphh.. nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala penis itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya.
Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. Aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku takut dia membocorkan semua ini pada ortuku.
“Eehh.. maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan” katanya terbata-bata.
Karena sudah tanggung, akupun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya.
“Ah.. ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!” godaku.
Jakunnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudaraku. Aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang.
Akhirnya dia mulai berani memegang payudaraku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya.
“Neng, tetek Neng gede juga yah.. enak yah diginiin sama Bapak?” Sambil tangannya terus meremasi payudaraku.
Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya. Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya. Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan.
“Wah, Pak Joko sama majikan sendiri aja malu-malu!” seru si Taryo yang memperhatikan Pak Joko agak grogi menikmati oral seks-ku.
Taryo lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Taryo pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vaginaku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku. Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada penis Pak Joko makin bersemangat.
Rupanya aku telah membuat Pak Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuhku. Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika penis si Taryo menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika penis Pak Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Joko. Bersamaan dengan itu pula genjotan si Taryo terasa makin bertenaga. Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan.
Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.
“Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?” tanya Pak Joko lembut.
Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih”.
Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Taryo duduk di sebelah kiriku dan Pak Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok.
“Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng” kata Pak Joko mengambil posisi berlutut di depanku.
Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vaginaku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas penis Taryo yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.
“Aahh.. Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.
Aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya. Kini vaginaku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh.
“Wah.. seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin” ceracaunya.
“Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim” kataku dalam hati.
Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya. Dengan refleks akupun menggenggam penis itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Pak Joko memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya.
Goyangan kami terhenti sejenak ketika Taryo tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin tertekan ke wajah Pak Joko. Taryo membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana
“Aduuh.. pelan-pelan Tar, sakit tau.. aww!” rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya.
Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Taryo menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Taryo malah makin buas menggenjotku. Pak Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.
Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Joko. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Joko, dan Taryo menjambak rambutku. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis masih tertancap.
Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir
“Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.
Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi.
Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku. Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor. Aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik. Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus. Lain hari aku akan menceritakan bagaimana jahilnya aku mengerjai teman-teman kuliahku sehingga mereka jatuh ke tangan Pak Joko dan Taryo dan juga pengalaman-pengalamanku lainnya, harap sabar yah

Senin, 18 Juli 2011

cerita sex yang tak pernah terlupakan

Cerita panas kali ini akan coba berikan sebuah cerita sex terbaru yang sudah lama sekali website ini tidak diupdate mengenai cerita-cerita panas dan cerita sex. Ya udah langsung aja kita mulai ceritanya. Terbangun aku mendengar mbak Peggy bercerita riuh dengan lawan bicaranya di ponsel sambil duduk di meja rias kamarnya. Ku lirik jam di dinding kamar ini yang terlihat kabur jarumnya, menunjuk angka 9 dan 10. Berarti sampai mendekati hampir tengah malam aku telah beristirahat di kamar mbak Peggy. Bergerak mengangkat selimut aku bergeser ke kiri ke arah kamar mandi di dalam kamarnya sambil menoleh kiri kanan mencari celana dalamku. kutemukan tergeletak di dekat kursi kecil yang dipakai duduk Mbak Peggy, kubiarkan tubuhku berdiri meneruskan langkah kaki ke kamar mandi.
Kuraih sabun mandi dan shampoo di wastafel, aku beranjak ke bathup di ujung kamar mandi. Kuputar keran panas dan dingin, kucari kombinasi air hangat yang bakal kupakai berendam.
Ahg, memang air hangat tersebut serasa memijat kakiku, dan kubiarkan diriku perlahan-lahan terbenam hingga leherku.
Dari celah pintu yang setengah tertutup itu aku mendengar mbak Peggy masih bercerita seru adegan ranjang yang dinikmatinya bersamaku tadi sore, selepas minum ramuan khasiatnya yang membangkitkan energiku sore tadi.
Kubiarkan badanku menerima kehangatan air hangat keran kamar mandi sambil bersandar kupejamkan mata.
Setelah lama tak terdengar lagi suara mbak Peggy, aku menghentikan usapan sabun di tubuhku dan berusaha berdiri mengarah ke pintu tempat handuk bergantung. Bersamaan dengan itu …Terdengar pintu kamar terbuka. Dari celah pintu kamar mandi, dari kaca rias di kamar aku melihat jelas pembantu mbak Peggy si Muji masuk ke dalam sambil membawa kain bersih di nampan bersama teh hangat dan kue kecil bertumpuk di piring. Saat membersihkan tempat tidur, dari ujung seberangku hingga berputar mendekati kamar mandi, aku telah kering menyeka basah tubuhku, yang kulilit handuk sepinggang. Saat membungkuk membetulkan seprei tempat tidur sambil membelakangiku, perlahan aku keluar kamar mandi dan merangkulnya dari belakang.

- Aih! – pekiknya kecil terkejut.
Masih membungkuk, kuremas dada dan perutnya dalam pelukanku, kuarahkan dia menatap cermin meja rias, yang terlihat jelas belahan dadanya tersembul dibalik dasternya yang sedikit ketat. busana remaja sekarang memang sexy, membuatku senang menatap pemandangan indah di cermin. Muji yang meronta berusha berdiri dan melepas tanganku mulai mengerutkan dahi tanda risih.
- Nyonyamu mana sayang ? – tanyaku
- Errhh!! Keluar ke temannya, ada yang ingin bertemu degnannya di daerah mall.
- Uhhh!! Tolong lepaskan mas – pintanya memelas
- Hmm, terus teh ini untuk siapa Muji ?
- Untuk mas, sesuai pesan nyonya tadi.
- Apa saja pesannya ? – sambil menggerayangi tubuh remajanya yang masih kencang ini, aku mengarahkannya ke arah meja rias.
- Untuk melayani mas sebelum nyonya datang. Aarhh!!
Pekiknya saat tangan kiriku yang memgang perutnya mulai turun ke bawah.
Kuraih pangkal pahanya yang masih rapat tertutup pahanya, kuremas buah dadanya dari belakang, sambil kugesek gesekan pusakaku pada pantat atau punggungnya, sekenanya. tangannya berusaha menggapai tepian meja rias, kursi rias ataupun karpet bulu di kamar, berusaha menopang tubuhnya agar tak jatuh.
- Yah layani aku dong Muji … aku kan ingin kau melakukannya …
- Arrh!! – pekik Muji,
saat kupegang pergelangan tangannya, kuputar badannya menghadapku, yang dengan cepat menarik ke atas dasternya menutup muka dan menahan tangannya di atas. Kutarik kebawah dengan cepat celana dalamnya dan saat membungkuk segera kuraih bra yang menutup dada ranumnya. kulepaskan bra dan celana dalamnya, memperlihatkan tubuhnya yang ramping indah masa2 remajanya. wajahnya masih tertutup daster yang berusaha ditariknya keluar. Kubantu Muji melepas dasternya, hingga terlihat sekarang ia menggigit bibir bawahnya sambil memelas wajahnya menatapku
- Jangan mas .. ampun mas …
- Jadi kau tak mau melayaniku ? – kubiarkan diriku duduk di tempat tidur.
- Jangan melayani ini mas … nanti sakit mas …
- Tapi ada nikmatnya kan ?
Muji tak menjawab. Ia menutupi kedua buah dadanya dengan menyilangkan tangannya, menutup erat pangkal pahanya dengan merapatkan lututnya kesamping setengah ditekuk.
Wao! terlihat indah nian dipandang bentuk dan pose yang dilakukan Muji di depanku.
- Muji sayang, cobalah kau menikmatinya dengan hati terbuka, ikhlas.
- Engkau malah akan merasakan rasa nikmat yang beda dengan usaha penolakanmu. – rayuku
Muji diam saja.
- Kalau mbak Peggy senang dengan pelayananmu padaku, tentunya sikap mbak Peggy akan baik kepadamu kan ?
- Kemarilah Muji sayang – kataku perlahan sambil berdiri.
- Engkau cantik – kuarahkan mukaku ke wajahnya dan mulai mencium pipi, ke arah telinga terus ke leher.
- Engkau gadis sexy Muji. kulitmu bagus – kuhisap bahunya, turun ke bawah ke depan.
Mulai terasa pangkal buah dadanya mengeras, bergetar lembut saat tanganku mengajak pergelangan tangannya menjauhinya. Kubenamkan mulutku, menghisap dan mnggigit dada ranum kenyal, ketat milik Muji.
Muji diam saja, masih menggigit bibir bawahnya, mulai menunduk dengan mata terpejam, terkulai ke kanan.
Kupeluk tubuh rampingnya,
Kuremas kedua pantatnya,
Kulebarkan pahanya
Kulakukan remasan selama beberapa waktu sampai akhirnya kupeluk erat dan kubaringkan ke karpet bulu di kamar mbak Peggy ini.
Masih terpejam mata Muji, bibirnya setengah terbuka, kedua tangannya mendekap kepalaku.
Kutindih badannya, kubuka kakinya lebar2 dengan usaha kakiku, kugesekkan perlahan handuk yang melindungi pusakaku ke pangkal pahanya. Kakinya terbuka secara suka rela, tertekuk lututnya.
Nafasnya tersengal saat pusakaku yang mulai mengeras menekan pangkal pahanya.
Muji meremas tangannya di kepalaku saat tubuhku mendorong maju mundur dan menekan ke bawah.
Merintih dan mengerang sambil menggoyangkan badannya mencari irama yang diinginkannya.
Tak terasa lama kami saling memagut, menekan dan mendekap pasangannya masing, sampai mulai terasa hangat pusakaku menyentuh tubuhnya. Handukku telah terlepas.
Sedikit mengangkat panggul aku mengarahkan kepala pusakaku ketengah pangkal paha Muji.
Muji diam tak bereaksi menunggu saat2 itu tiba.
Kepalaku didekap erat sambil mengerang
- ERrrgh!!
Saat kepala pusakaku mulai menempati posisi yang pas pada milik Muji.
Segera kudorong tubuhku sambil menekan membuatnya membuka mulut, tapi tak berusara.
Matanya terpejam dan terbuka sesaat, bergantian, seirama dengan goyangannya mengimbangi dorongan dan tekananku.
Beberapa waktu kemudian
- AAARRRGH!! – pekiknya nyaring, pendek, dan terbuka lebar mata dan mulutnya
Sambil berkelojotan, bergoyang dan bergetar semua tubuhnya menghimpit rapat pingggangku. Pahanya yang erat menjepitku sekarang diringi gemetar semua dadanya.
Kemudian Muji diam, memejamkan mata, masih berair ujung kelopak matanya, tapi sedikit tersenyum Muji masih mengelus kepalaku.
- Enak kan sayang ?? – bisikku di telinganya, tanpa menghentikan gerakanku.
Masih dengan irama yang sama aku sekarang duduk berlutut dihadapnnya, membuka lebar kakinya dengan keuda tanganku di betisnya yang kuangkat ke atas. Tangannya sekarang mencengkeram kursi rias dan karpet bulu di salah satunya. Kepalanya masih terkulai ke kanan, mengangguk-angguk. sambil menekan bibir bawah ia mulai merintih lagi.
Pintu kamar terbuka dari luar!! Kuangkat kepalaku dan mbak Peggy masuk. sambil menatap kami ia tersenyum kecil, meletakkan pantantnya di kasur, melepaskan sepatu tingginya.
DI pintu, masuk lagi seorang wanita tinggi, lebih muda dari mbak Peggy dengan kurus panjang wajahnya mirip gadis foto model. Bajunya yang terikat diujung bawahnya memperlihatkan branya yang gelap membungkus dadanya yang kencang. Rok jeans sepaha yang dikenakannya terlihat amat sangat sexy membungkus pahanya yang putih.
Lalu masuk lagi seorang wanita pendek dengan tubuh yang sedikit lebih lebar dari mbak Peggy, tetapi memiliki buah dada yang teramat besar. Baju putihnya lurus membungkus menutupi bentuk tubuhnya yang sedikit lebar itu, tanpa dapat menyembunyikan besar dada di depannya.
- Sayang, ini Desty dan yang baju putih ini Septi. – yang kemudian menyebutkan namaku kepada mereka
- Yang di bawah tu si Muji, masih perawan dia tadi pagi. – senyumnya kepada temannya.
Aku tidak menghentikan gerakanku, masih menikmati denyutan di dalam lubang Muji yang sekarang ikut menoleh ke arah mereka. Bingung ia harus berbuat apa sementara tubuhku masih mendorong keluar masuk pusakaku ke dalam lubang miliknya.
Mbak Peggy keluar kamar sambil menepuk pundak Desty
- Ayolah kalo kau menginginkannya.
- Yuk Ndut, kita ke dapur dulu. – ajak Mbak Peggy ke arah Septi.
Kulihat Desty mulai melepaskan perhiasannya, meletakkan dalam tasnya. Membuka kancing bra dan ikatan bajunya, meletakkannya di kursi rias sambil mendekat kearahku. Kulihat Jelas buah dadanya bagus menjulang, ujungnya runcing membuatku ingin menghisapnya.
Sedikit membungkuk ia menurunkan rok jeans yang telah terbuka resletingnya. celana dalam coklat gelap dengan bordir indah menambah indah bentuk lekukan bawah pusar si Desty.
- Mas – kata Desty perlahan sambil mendekatkan wajahnya menciumi punggungku yang masih bergoyang berirama.
Desty merangkulku dari belakang, dan mengesekkan tubuhnya pada punggungku, kurasakan dadanya yang kenyal dan ketat itu menekan punggungku.
Kemudian ia bangkit sedikit berdiri, menempelkan perutnya ke punggungku.
Kurebahkan miring si Muji di bawah, kakinya kanannya kusilangkan dengan kaki kirinya, pahanya sedikit merapat, pangkal pahanya seditkit lebih menjepit erat miliku.
Muji merintih, kali ini meremas karpet disebelahnya erat2, kemudian sambil merapatkan bibir ia mengejang.
Tanganku yang memegang kakinya merasa getaran kejang2 cepat yang kemudian berhenti, tapi dengan otot2 tubuh yang masih mengejang. badannya setengah tertekuk ke samping, lubangnya terasa lebih sempit dari sebelummnya saat itu.
Kemudian ia diam tak bergerak, dengan masih rebah miring dan kaki terangkat satu.
Ia tak bergerak, diam lemas tapi masih mencengkeram karpet bulu.
Dari tadi tubuhku tetap bergoyang dengan irama yang sama menekan ke depan dan ke bawah.Aku tidak melihat perlawanan lagi. Tapi lubang milik Muji itu aku masih suka mengolahnya dengan pusakaku. Tidak sesempit sesaat tadi, tapi masih terasa menjepit dan berdenyut saat aku menghentikan sebentar gerakanku.
Desty yang tanganya sudah gatal telah memulai meremas dadanya sendiri, menyaksikan kelojotan dan kejangan Muji di hadapannya.
Sambil meraih pergelangan tangan kiriku, ia menyodorkan kemaluannya, menempelkan tangannya di situ sambil menggesekan tubuhnya ke tanganku.
Sedikit kujepit dengan ibu jari dan telunjukku, kubuat celana dalam Desty sedikit turun ke bawah.
Dari samping kemudian merangkulku, duduk di paha kiriku, menghadapku. Membuka pahanya lebar2 dan membenamkan pangkalnya ke pahaku. Dicondongkannya tubuh bawahnya hingga lebih menempel, menggesekkan kemaluannya ke pahaku.
Kemudian menggesek kedua dadanya di bahu kiriku, naik turun.
Kulepaskan si Muji yang terdiam di lantai, kuajak berdiri sebentar si Desty, kemudian mengajaknya duduk di kursi rias. Kutarik lepas celana dalamnya, tubuh Desty yang aduhai ini telah duduk di kursi rias dengan terbuka lebar pahanya.
Segera kudorong bersandar ke meja rias, ia menopang sikunya. Pangkal pahanya dicondongkan ke arahku, memperlihatkan bentuk kemaluannya yang terselimut bulu tebal dari bawah pusar hingga sekeliling pangkal kakinya.
kakinya dibuka sedemikian lebar hingga kedua tanganku dapat membuka belahan bawah Desty dan memijitnya perlahan.
- UUUhhggghh – Mengecil mulut Desty ke depan, melenguh melepaskan nafas.
Kumasukkan pusakaku ke dalam milik Desty, kulakukan gerakan maju mundur dengan irama perlahan. Terasa masih kering lubang Desty, sehingga masih terasa dinding pusakaku menggesek lubang Desty saat berusaha masuk.
Desty tersenyum nakal. dan mulai menggoyangkan naik turun bawah perutnya, membuatku semakin bersemangat menekan tubuhnya.
Kupercepat gerakanku. ku tak peduli jika aku mencapai puncakku sebentar lagi. Tapi herannya, perasaan rileks di kepalaku dan nafas teratur miliku seperti malah membuatku tidak sampai2 pada ujung nikmatku.
Sudah tegang pusakaku bersama si Muji, Sudah bergesekan di lubang sempit miliknya berulang kali. Kali ini dengan Desty, lubang keringnya yang menggigit dinding pusakaku, juga tak sanggup melepaskan energi yang kutunggu dari tadi. Heran juga ku sekilas.
Tapi dorongan2 dan tekanan tajam, cepat dan berulang kepada Desty membuat lubangnya mulai basah juga.
Dengan cepat ia merangkul kepalaku, pahanya dengan sigap dan cepat merangkul pinggangku, sehingga membuatku bangkit, menggendongnya, dan mendorong lubang di bawah badannya dalam-dalam.
- AArghhh!! nikmat mas …
Badan Desty bergoyang dalam gendonganku. Kadang naik turun, kadang maju mundur, sambil terus menjepit kepalaku dengan tangan, dan pinggangku dengan kakinya.
Kuajak ia berjalan keliling kamar mbak Peggy.
Merintih si Desty bergoyang pantatnya terdorong pahaku yang melangkah maju bergantian.
Semakin erat genggamn Desty, dan semakin memburur nafasnya.
Kubuka handle pintu kamar mbak Peggy, kubuka pintunya, kuberjalan ke ruang tengah sambil menggendong Desty yang bergoyang goyang mencari kesenangannya.
Kulihat Mbak Peggy di depan tv ruang tengah, melihat film porno asia, pemerkosaan gadis sekolah jepang di tv layar lebarnya.
Kulihat mbak Peggy menatap layar sambil menerawang matanya. Pakainnya telah kebawah, tinggal bra di dadanya yang sedikit melorot juga, tanda kancing belakangnya telah terlepas.
Kulihat kebawah, kaki mbak Peggy bergoyang-goyang mengapit kepala si Septi yang mengulum lekukan bawah tubuh mbak Peggy. Sambil bersandar dan melirik kami, mbak Peggy membenamkan kepala Septi dalam2. Mulut mbak Peggy terbuka, setengah bergoyang ia melambai kearahku. Mengajakku mendekat.
Desty yang kugendong tambah mempererat genggamannya saat kulewati tv itu, membuat Desty melihat dan mendengar jelas teriakan, erangan dan tangisan kears gadis sekolah yang terpampang di tv, dikerjai oleh si pria dewasa.
Desty mempercepat ayunannya dan kulihat matanya melotot melihat tv, mempererat jepitannya, merintih-rintih kemudian
- ARrrghhhh!! AAAHhHHHHHHhhhh …
Badannya bergunjang dalam gendonganku, bergetar dan mengejang sesaat. Kemudian melapaskan tangan dan kakinya, hendak turun. Kubiarkan ia merosot ke bawah, ke lantai berselimut bulu tebal itu. Ia terbaring miring sambil tersenyum padaku.
Mbak Peggy terpejam dan terbuka matanya bergantian, menikmati sapuan lidah dan hisapan si Septi yang setengah telanjang berbaring di bawah.
Kutarik meja ke pinggir memperluas ruang tengah ini, kutarik kursi sofa kecil ke arah mereka berdua.
Kuangkat gaun putih bagian bawah milik Septi. gaunnya di tengah tubuhnya sekarang bergantung, karena bagian atasnya sudah terlepas semua hingga pinggang. Tak kulihat celana dalam si Septi di badannya.
Coba kuangkat sedikit pahanya, mengajaknya bersandar telungkup di kursi yang kusiapkan.
Masih melumat milik mbak Peggy, si Septi mulai melirik ke arahku.
Kubuka sedikit pahanya, yang diteruskan dengan usahanya sendiri membuka lebar2 dan sedikit menungging bagian bawahnya. merangarahkannya kepadaku.
Ah, segera kusiapkan pusakaku berganti lubang sekarang.
Kumasukan perlahan. sempit. Septi menjerit kecil dalam benaman pangkal paha mbak Peggy.
Perlahan kumasukan pusakaku yang basah ini memasuki lubang Septi. Wanita ini gemuk, sehingga membuat lubangnya sempit, atau ia jarang melalukan sehingga terasa sempit ?
Perlahan tapi pasti, pusakaku sudah di dalam lubang Septi. kukoyak kesamping, kedorong kedepan, kebenamkan dalam-dalam ke bawah, kugoyang kesegala arah.
Aku senang dinding pusakaku terpijit denyutan ruang dalam Septi.
- Ah!! pekiknya tertahan
Lubang Septi, hampir sesempit lubang Muji. Tapi kali ini ia memijit pusakaku di dalam, membuatnya berbeda dengan milik si Muji.
Kudorong terus si Septi, kuingin terus meraih sensasi di pijitan di ruang dalam miliknya.
Tak beberapa lama, aku mulai gemetar, kupercepat gerakanku, kuperhatikan mbak Peggy yang terpejam matanya, terlentang lemas, Septi yang tidak mengulum kemaluan mbak Peggy, mulai terengah-engah, telungkup di kursi kecil.
Badannya sedikit bergoyang sambil terus merapatkan pantatnya, berusaha keras menjepit pusakaku saat beraksi di lubangnya. Kurasakan si Septi ini yang paling lihai diantara mereka.
Dengan meremas pantatnya, kubenamkan dalam2 pusakaku ke lubang Septi, menegang paha dan lututku, mengeluarkan cairan hangat yang kutunggu dari tadi. Kusampai puncak nikmatku dengan wanita sintal tapi lihai ini. Kulihat ia tersenyum menoleh kepadaku, terengah engah membiarkan lubangnya tersiram air hangat dari dalam tubuhku.
Sesaat sambil meluruskan kaki, terduduk di bawah bersandar sofa, aku merasa ada yang aneh saat kuperhatikan pusakaku masih bediri tegak. Aku sudah yakin mencapai puncak nikmat saat bersama Septi tadi, tapi pusakaku belum bergerak melingkar lemas kebawah.
Kupegang, masih tegang dan kencang.
Kuteguk cangkir minuman disampingku, kurasakan hangat tehnya, sambil menutup mata dan menyandarkan kepalaku ke sofa aku beristirahat memejamkan mata.
Setengah sadar aku merasakan beban berat mendidihhku, bersamaan terjepitnya pusakaku kedalam lubang bawah wanita. Kurasakan semua gerakan ayunan dan goyangan cepat berlangsung lama di atasku bersamaan dengan pekik panjang suara si Septi.
Tak lama setelah mengangkat badannya, kembali aku tertindih berat tubuh wanita yang membenamkan pusakaku ke dalam liang lubang wanitanya. Kudengar suara mbak Peggy sekarang terengah dan menjerit terus menerus. Mulai kudengar pula suara Desty ikut tertawa perlahan dan bergantian menindih tubuhku sambil menggoyangkan pangkal pahanya mencari kenikmatan. Mereka terus melakukan secara bergantian.
Akhirnya tak terdengar suara dan gerakan lagi …
Kubuka mataku dan melihat mereka bertiga tertidur di karpet, semua dengan telanjang bulat.
Kucoba bangkit, merasakan tenagaku mulai pulih, aku bergerak perlahan ke kamar mbak Peggy, sambil memperhatikan pusakaku yang masih terus berdiri tegak.
Aku masih teringat Muji, remaja belasan tahun yang masih sangat ingin kujamah dan mengolah tubuh molek kencangnya bersama lubang kenikmatannya yang sempit.

sex dengan janda kesepian

 seksi dan montok. Tetanggaku adalah seorang janda kesepian setengah baya yang digugat cerai suaminya. “Wow, itu cukup menarik,” kata Sue ketika ia menghilang. “Saya tidak menyadari betapa tanah randy Anda, Steph. Anda tidak akan berpikir bahwa Anda hanya mulai sialan sekitar hari ini cerita sex.”
“Mungkin, tapi aku sudah merasa seperti itu selama berminggu-minggu. Kau tahu, aku dengan mudah bisa membiarkan cowok beberapa memiliki eyeful tepat fanny saya, tanpa celana di jalan, maksudku Mereka mungkin juga akan pergi,. Karena mereka ‘kembali jenuh dalam hal apapun aku benar-benar jus sampai.. “
“Aku juga, tapi aku tidak tahu bahwa aku bisa kilat fanny saya di darah dingin seperti itu Setelah kita tarik beberapa cowok meskipun, tidak ada masalah..”
“Begini saja, biarkan aku mengambil celana saya off dan pria baik yang datang berikutnya, Anda flash dia celana Anda. Jika dia menunjukkan minat yang sama seperti yang terakhir dan kita bisa mendapatkan dia berbicara, aku akan kilat dia telanjang fanny. “
Dengan Steph yang dihapus celana basah kuyup dan menempatkan mereka ke tas bahunya. Duduk di sana dengan fanny dia terkena angin pendinginan dia merasa putus asa untuk masturbasi lagi dan mungkin akan melakukannya tapi untuk fakta bahwa lain “korban” sedang mendekat. Sama seperti ia akan menyelipkan tangannya roknya Sue menyikutnya dan menunjuk ke jalan di mana seorang pemuda berusia dua puluhan sedang berjalan ke arah mereka, mengenakan jeans dan t-shirt.
Steph cepat diasumsikan provokatif non netral menimbulkan sementara Sue tergeletak kakinya seluruh dan, hanya untuk memastikan dia melihat, mulai menjalankan jari di bawah elastis celana kaki seolah-olah itu terlalu ketat dan memotong ke dalam dirinya. Orang itu tidak bisa gagal untuk memperhatikan dan matanya hampir melompat keluar dari kepalanya saat ia menarik tingkat dengan gadis-gadis.
“Punya gatal, Sayang?” katanya, matanya tertuju pada celana Sue. “Ini biasanya lebih mudah untuk memuaskan jika Anda hanya mengambil mereka.”
“Ya, itulah yang teman saya di sini berkata Tapi aku sedikit lebih pendiam daripada dia..”
“Gila reserved.! Aku hampir bisa melihat semua yang anda punya. Dan celana Anda sialan basah kuyup, Anda sedikit asam. Jika Anda dilindungi apa sih dia?” ia menunjuk ke arah Steph.
“Mengapa kau tidak melihat dan melihat?” Steph ikut-ikutan, dan menarik roknya sampai beberapa inci, dia membuka kakinya sedikit untuk menampilkan pesona penuh pubes rapi nya. Pria itu menelan ludah, seakan tidak cukup percaya apa yang dilihatnya dan sejenak kehilangan kata-kata.
“Apakah Anda menyukai apa yang Anda lihat?” Steph mengatakan, hampir meraba sekitar pembukaan celah nya. “Anda bisa melihat lebih banyak jika Anda ingin Yang harus Anda lakukan adalah mari kita melihat ayam Anda dan mungkin masturbasi off untuk Anda.. Kami ingin melihat bagaimana sulitnya mendapatkan dan berapa banyak keberanian Anda bisa menembak . “
“Kristus, jangan Anda memakai celana dalam,” dia megap-megap. “Maksud saya berjalan-jalan seperti itu dengan rok kecil di, orang bisa melihat vagina Anda pada hampir setiap saat Anda bisa mendapatkan diperkosa atau apa..”
“Sebenarnya saya suka memakai banyak kurang dari ini saya lebih memilih untuk telanjang.. Jika Anda bermain bola dengan kami, mungkin aku akan menunjukkan semuanya.” Dia melihat dekat putingnya yang menonjol melalui kain tipis rompi dan menjilat bibirnya.
“Di mana kau ada dalam pikiran?” dia parau.
“Ikuti kami,” kata Sue, “tapi sebelum kita pergi, aku tampaknya telah kehilangan sedikit cadangan saya, saya pikir saya akan mengambil celana saya pergi juga.. Apakah Anda ingin membawa mereka untuk saya?” katanya mereka tergelincir ke bawah pahanya dan lebih dari pergelangan kakinya sebelum membuang mereka ke orang itu. Steph melihat bahwa Sue rambut fanny itu jauh lebih gelap dari sendiri, tapi itu rapi berbentuk menjadi segitiga kecil di atas celah, meninggalkan pembukaan itu sendiri bulu-bebas.
Sue dibawa pergi, mengambil Steph lengan dan berbisik, “Aku tahu tempat di pinggir jalur kereta api tua bekas. Ada banyak pembukaan lahan kecil yang dikelilingi oleh semak-semak.” Pemuda diikuti, tidak cukup percaya keberuntungan, dan menonton dua gelandangan yang sangat indah menggeliat provokatif di depannya, mengetahui bahwa di bawah strip tipis bahan mereka telanjang.
Mereka segera menemukan tempat Sue mencari dan itu yang ideal. Untuk sesaat semua tiga berdiri saling menatap, bertanya-tanya siapa yang harus mengambil langkah selanjutnya. “Ayo, mendapatkan ayam Anda keluar bagi kita untuk melihat,” Sue ditekan.
“Apakah kalian yakin tentang hal ini?” tanyanya.
“Jika Anda pemalu, hal ini membantu sama sekali?” Steph mengatakan, membuka kancing roknya dan membiarkannya menyelinap ke tanah di kakinya. Kemudian dia menyelipkan rompi dari atas kepala dan berdiri di sana telanjang bulat di depan pria. “Apakah ini membuat Anda keras?”
Cepat-cepat ia mulai melepaskan celana jinsnya dan menarik mereka turun bersama-sama dengan celana dalamnya dalam satu gerakan cepat, bingung dan semi-tegak kemaluannya melompat ke dalam pandangan. Steph mengambil semuanya, ayam nya yang pertama. Saat itu sekitar empat inci panjang, tebal dan berbarik-barik, samar-samar mengancam. Di bawahnya menggantung satu set bola besar, ditutupi dengan rambut, berayun bebas. “Ini akan mendapatkan lebih keras dan lebih besar dari ini,” katanya hampir meminta maaf. “Saya perlu memberikan sedikit pijat.” Dengan itu ia mulai masturbasi kemaluannya dengan lembut naik turun saat ia berpesta matanya pada tubuh telanjang Steph, minum di keindahan payudara mereka perusahaan yang indah, menunjuk puting susu dan janji-janji yang terdapat di antara kedua kakinya. Next untuk Steph, Sue sudah tangannya gaunnya dan membelai pubes nya, tak terlihat.
“Dapatkah saya melakukannya untuk Anda?” Steph bertanya dan dia mengangguk, tercengang. Dia pindah ke dia dan mengambil kemaluannya di tangannya dan menemukan hal yang cukup bertonjol. Dia membelai itu, membelai, membelai bola-nya dan merasa sedikit kelembaban di ujung. “Anda dapat merasakan saya sebagai juga, jika Anda suka,” katanya, “tapi bahwa sejauh Anda pergi. Sialan Dilarang, oke?” Dia berdiri di sampingnya, membuka kakinya sedikit untuk mengakomodasi tangan bersemangat dan bergidik keras sebagai jari tangan kasar menembus basah hangat.
Sue sekarang telah benar-benar dihapus baju sendiri dan menonton penuh perhatian, jari sibuk bekerja pada klitorisnya sendiri dan mencubit puting dan meremas payudaranya dengan tangannya yang bebas. Karena Steph begitu dekat dengannya, dia benar-benar menonton masturbasi dan dia tidak pernah merasakan kegembiraan seperti itu. Setiap keraguan sisa sekarang benar-benar hilang, sekarang Sue bersandar pohon terdekat, menyebar kakinya dan menarik labia terpisah sehingga ia bisa melihat hampir semua yang dia inginkan sendiri celah nya basah, merah muda.
Steph sekarang sudah menyempurnakan ritme wanking dan meningkatkan kecepatan tangannya. Memimpin nya dari dia, dia juga meningkatkan kecepatan tangannya sendiri diantara kakinya dan Steph tahu dia akan segera orgasme. Kakinya terasa goyah lagi dan dia dijepit mereka tertutup, menjebak tangannya seperti wakil. Semua yang melakukan bagaimanapun, adalah untuk menonaktifkan kontraksi tak terelakkan saat ia jatuh cepat ke orgasme begitu keras sehingga dia hampir pingsan. Dia jatuh di tanah, tangannya di antara kedua kakinya mencengkeram vaginanya berdenyut saat setiap kejang berturut-turut memukulnya. Mendongak untuk melihat apa yang pria itu lakukan dia melihat dia mengambil kemaluannya ke tangan sendiri dan masturbasi sebagai olah ia mencoba untuk menariknya keluar. Dia melihat bola-ototnya menegang, memerah wajahnya dan kemudian dia melihat dan merasakan jet panas keberanian menembak keluar dari mata kemaluannya dan memerciki di atas tubuhnya yang telanjang, percikan perutnya, payudara dan wajah dengan solusi asin, lengket.
Sue kemudian mengerang dan, berbalik untuk menonton, mereka melihatnya juga orgasme, jari-jarinya terjun jauh ke dalam vaginanya saat ia spasmed. Hampir sebelum mereka bisa memulihkan orang itu mulai untuk mengangkut jeans dan untuk membuat dirinya layak lagi, banyak kekecewaan gadis-gadis ‘.
“Terima kasih, gadis itu sedang meniduri indah.. Tapi aku mendapatkan beberapa pakaian jika aku jadi kau Kau harus sedikit berhati-hati,. Kau tahu.” Dan dengan itu ia menghilang dari kliring meninggalkan anak perempuan di sana, telanjang, saling memandang.
“Wow, bagaimana Anda merasa kemudian Steph bertanya? Sue.
“Benar-benar shagged, tapi puas Bukankah itu benar-benar besar? Yesus, Steph, Anda harus melihat sendiri.. Anda tercakup dalam keberanian.”
“Mmm, ya, saya, bukan?” Steph menjawab, mencicipi sedikit cairan dengan cepat menipis menggiring bola di wajahnya. Dia menarik celana dalamnya keluar dari tas bahunya dan menggunakannya, sebaik dia bisa kering sendiri. Tidak mudah karena celana dalamnya masih agak basah. Bau seks di mana-mana di tanah kosong itu.
“Neraka, ia pergi dengan celana saya,” kata Sue dan kemudian mereka berdua tertawa. “Oh well, dia dipersilakan untuk mereka, saya kira saya harus sedikit berhati-hati dalam perjalanan pulang sekalipun..”
“Jangan khawatir, aku akan bergabung dengan Anda Kami berdua akan memakai celana lagi hari ini.. Harus cukup rumah berjalan yang menarik. Aku yakin kita berdua bisa lakukan dengan masturbasi lain dengan saat kita kembali.”
Mereka meletakkan pakaian mereka kembali, merapikan diri mereka sebaik mereka bisa dan berangkat pulang, sadar kondisi telanjang di dekat mereka, membahas kejadian hari itu dan apakah mereka harus melakukannya lagi.